Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Biografi dr.Cipto Mangunkusumo

Gambar
Biografi Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Tjipto Mangoenkoesoemo (EYD: Cipto Mangunkusumo) (Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, 1886 – Jakarta, 8 Maret 1943) adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh dalam Indische Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917. Dokter Cipto menikah dengan seorang Indo pengusaha batik, sesama anggota organisasi Insulinde, bernama Marie Vogel pada tahun 1920. Berbeda dengan kedua rekannya dalam "Tiga Serangkai" yang kemudian mengambil jalur pendidikan...

Biografi Ki Hajar Dewantara

Gambar
Biografi Ki Hadjar Dewantara Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EBI: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EBI: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Pria yang biasa disapa Wardi ini adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Ind...

Kumpulan Puisi Karya Seno Gumira Ajidarma

20 Puisi Karya Seno Gumira Ajidarma HARI INI SEPERTI JUGA KEMARIN hari ini seperti juga kemarin tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi kemudian rawan, jatuh di bumi lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi SAJAK MALAM setelah usai, dentang jam dinding duabelas kali CATATAN si bocah berjongkok dan menangis memandang buih lautan : akukah kau cari? suara-suara samodra menggoda manja si bocah menangis semakin keras dan senja mengendap, matahari berbisik : akulah ibumu DUA GADIS CILIK dua gadis cilik mati terlindas di dekat pasar sedikit darah terciprat pada celana kuli yang tak punya anak LANGIT SEPI langit sepi tiga burung hitam merendah menggoda ombak orang-orang yang berbondong ke pantai mungkin menari saudaranya yang lenyap di seberang angin TEROMPET ”Seharusnya kutiup kau malam itu.” Supaya orang-orang yang terbunuh bangkit lagi dari kematian? ”Seharusnya kutiup kau malam itu.” Supaya mayat-mayat yang dikubur ...