Kumpulan Puisi Karya Seno Gumira Ajidarma
20
Puisi Karya Seno Gumira Ajidarma
HARI INI SEPERTI JUGA KEMARIN
hari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi
SAJAK MALAM
setelah usai,
dentang jam dinding duabelas kali
hari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi
SAJAK MALAM
setelah usai,
dentang jam dinding duabelas kali
CATATAN
si bocah berjongkok dan menangis
memandang buih lautan : akukah kau cari?
suara-suara samodra menggoda manja
si bocah menangis semakin keras
dan senja mengendap, matahari berbisik
: akulah ibumu
DUA GADIS CILIK
dua gadis cilik
mati terlindas di dekat pasar
sedikit darah terciprat
pada celana kuli yang tak punya anak
LANGIT SEPI
langit sepi
si bocah berjongkok dan menangis
memandang buih lautan : akukah kau cari?
suara-suara samodra menggoda manja
si bocah menangis semakin keras
dan senja mengendap, matahari berbisik
: akulah ibumu
DUA GADIS CILIK
dua gadis cilik
mati terlindas di dekat pasar
sedikit darah terciprat
pada celana kuli yang tak punya anak
LANGIT SEPI
langit sepi
tiga burung hitam merendah menggoda ombak
orang-orang yang berbondong ke pantai
mungkin menari saudaranya yang lenyap di seberang angin
orang-orang yang berbondong ke pantai
mungkin menari saudaranya yang lenyap di seberang angin
TEROMPET
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Supaya orang-orang yang terbunuh
bangkit lagi dari kematian?
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Supaya mayat-mayat yang dikubur tanpa nisan
menguak tanah yang menguruknya dan
merangkak pelan menuju gubernuran?
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Supaya mereka yang tertembak bisa berjalan
ke gereja dengan tubuh berlubang dan
berdoa dengan darah di mulutnya sehingga
tak ada suara yang terdengar
selain bunyi kebencian?
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Mainkan jazz saja Wynton,
kita tidak bicara politik waktu sarapan.
Dimuka Cermin
kutemui sekarang,
orang yang sering
menggangguku dengan bisik-bisik
Sumur
aku melihat bahwa ada seseorang yang ingin
sekali merayapi dinding-dinding sumur dan naik
keatas bumi yang belum pernah dikenalnya.
ia ingin sekali aku menjenguk kedalam sumur
lama-lama, sementara ia bisa menatap langit
sepuas-puasnya.
Tahanan Yang Menatap terali Besi
Diam-Diam
kuingin bulan menjenguk
kamarku yang gelap dan lesu
dari balik terali-terali itu
Ada Yang Menjerit Memanggil Namamu
kau dorong pintu perlahan-lahan
dan terkejut
sesuatu menyumpal ditenggorokan
kau tercekik
tak bisa bernafas
lidahmu terjulur.
ya, kau sadari kini
telapak kakimu dingin
lututmu dingin
pinggangmu dingin
dadamu dingin
lehermu dingin.
dan kau sadari
bahwa kau tak merasa sakit
waktu tubuhmu terbanting keras
dimuka pintu, lalu
ada yang menjerit
memanggil namamu
Pagi
tenang kabut, embun dan rumput
tentang timur, angin dan matahari
tentang desir, desau dan asap
kemarin baru saja kau katakan
: kita terlalu banyak bicara
tentang soal-soal yang
mengusik tidur kita
Dibalik Pintu Kuning berdebu
dibalik pintu kuning berdebu
terdengar suara langkah makin mendekat
sementara aku berjalan kearah pintu
tiba-tiba terdengar detak-detak jantungku
seperti suara langkah yang makin menjauh
dibalik pintu kuning berdebu
Dalam Sebuah Sajak
dipantai
matahari mendesiskan kata kata senja
sisa-sisa ombak menyapu ujung jari kaki
diujung sana seorang gadis tersenyum padaku
kuremas kertas sajakku,
semuanya lenyap
Sepucuk Surat Yang Datang Malam Hari
ketika itu aku sedang menyisir rambutku
dimuka cermin dikamar adikku malam hari
waktu sepucuk surat kutemukan terselip
dibawah pintu.
kulihat namaku pada alamatnya, kubaca nama
sipengirim lambat-lambat, sedemikian
lambat hingga tak kusadari bahwa aku tak
melihat lagi wajahku dicermin setelah
aku selesai membacanya
Pagi Itu
Pagi itu aku terkejut waktu
bangun tidur kujumpai karang bunga
ikut berduka dengan namaku pada kertasnya.
Dan aku semakin terkejut saat
tengkukku menjadi dingin dan aku
seakan dilemparkan oleh kekuatan yang
luar biasa keruang angkasa tanpa bintang.
Halilintar
dan kaupun terkejut ketika kau dengar
namamu disebutnya
cepat-cepat
Seekor Anak Ayam Yang Bar Menetas
seekor anak ayam yang baru menetas
menyeruak, mengerdipkan mata
pada dunianya yang baru.
ketika kucekik lehernya
seakan terdengar jeritnya :
alangkah
pendeknya hidup ini!
Kitapun Terdiam Seketika
kitapun terdiam seketika
waktu sedang asyik mengobrol
sambil minum kopi sore itu
(ada jeritan dibelakang rumah)
kitapun terdiam seketika
waktu istrimu mendahului kita
waktu sedang asyik mengobrol
sambil minum kopi sore itu
dibelakang rumah
(ada jeritan dimuka rumah)
kitapun terdiam seketika
waktu aku belum menyadari
bahwa kaupun diam-diam
menyusul istrimu
waktu sedang asyik mengobrol
sambil minum kopi sore itu
dimuka rumah
Percakapan Dalam Kamar
ssst! hati-hati
dinding bertelinga
bertelinga
keriput
keriput rapuh
Angin Itu Menyusup Di Ketiak
angin itu menyusup diketiak
ada rasa haru merembes dada
air diparit bergolak sedikit
tujuh lautan kering seketika
sekelompok awan menguap bersama
ada nasib ditempa disana
Seekor Ulat Dalam Buah Jambu
aku terkejut melihat seekor ulat
menggeliat dalam buah jambu
ketika aku akan memakannya
aku termenung sesaat, kupikir
mungkin ulat itu ingin berbisik
bahwa ia sama laparnya seperti aku
untuk puisi judul terompet istilah dalam tanda "?" masihsulit di pahami.thanks
BalasHapus